Selasa, 01 Desember 2009

Serah....

Diam......
Berhentilah merengek,......
Tak ingin ku terarak mendengarnya....
D pagi bekumu kian petang tak jua usai sedu-sedan mu......


Malam bergemintang rasa pekat,oleh suara bising d sela ratapmu.......


Sudahlah.....
Ringkas segala kesah itu.........
Akhiri rintih tak berarti-mu..
Dulu kau idamkan kini musnah padam.
Dulu kau banggakan sekarang t'lah menghilang.
Hanya tinggal bekas segores sePerginya tanpamu...


Apa....
Apa hendak kau arti-kah isak-tangis,keluh-kesah,sedu-sedan,duka-lara,.....dan apalah itu yg berisik d telingaku......



Apa-nya,.....
Apa-nya yg memaksamu bersedih,berduka,ber-air mata,bermuram durja,....dan apa pun itu yg semakin membuatku Muak melihat wajah bersihmu yg semrawut + acak-kadut,carut-marut tak keruan jadinya.......


Diam.....
Diamlah...
Diam saja....
Diamkan d keheningan,peka-kan rasamu berhening rela...
Heningkan malam-mu berlarut lalu....
Larutkan dukamu d terpa waktu........
Duka-kan dirimu yg tak ubah meratap.....
Ratapi alangkah esokmu lebih ber-arti........




Reda....
Guyuran air matamu tak lagi menetesi pipi...



Jernih.....
Suara angin begitu jelas terdengar.


Damai....
Selalu berhening.....
Tentram....
Tanpa suara yg menggelitik gendang telinga......
Rela....
Kuserahkan heningku untuk tangis yg kau sudahi.........
Biar.....
Hukum-Nya yg mengadili......,
Serah.....
Jiwamu yg berkalung gundah....
Ikhlas.....
Bukanlah satupun dari semua itu milikmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar